Semoga puisi-puisi ini bermanfaat buat kita, terutama buat adik-adik yang masih duduk di bangku sekolah. mungkin ada di antara adik-adik yang membutuhkan beberapa puisi untuk mengisi acara perpisahan sekolah, hari guru, dll. ingatlah, bahwa jasa seorang guru ga akan pernah bisa dilupakan. mereka memang pantas di puja dan dikenang sampai kapan pun. saya terinspirasi mengumpulkan beberapa puisi ini karena saya sangat peduli terhadap rekan saya para guru. Jayalah Guru Indonesia.....!!!!
Bukan Lagi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Tapi Pahlawan Yang Berjasa
Karya : Venny Oktaviani Siregar
Tiada kata yang lebih indah dari cinta
Tiada sikap yang lebih indah dari pengorbanan
Tiada jasa yang lebih indah dari seorang guru
Tiada sikap yang lebih indah dari pengorbanan
Tiada jasa yang lebih indah dari seorang guru
Cinta dan pengorbanan semua ada dalam dirinya
Dari cinta dan pengorbanannya
Lahirlah bunga bangsa 'tuk harumkan bangsa ini
Karena cinta dan pengorbanannya
Dia ajarkan apa yang tidak kita tahu
Dia berikan pengalaman hidupnya
Hingga jadi guru yang sangat berarti dalam hidup kita
Tak pernah kita sadari
Dari kata dan sikapnya yang indah
Kita menjadi orang yang berguna saat ini
Tapi...
Apa pernah kita memikirkan bahkan menghargainya ?
Dia memang bukan lagi pahlawan tanpa tanda jasa
Tapi guru...Pahlawan yang berjasa dalam hidup
Guru Terima Kasih
Karya : Yutirsa Ys.Hari ini aku duduk di sebuah kelas tua
Dari dulu sama saja
Selalu ada dia yang berpendar - pendar membagi sinarnya
Yang menegakkanku saat mengenakan toga
Hari ini aku menggenggam tangannya yang hangat
Merasakan nadinya pelan - pelan berdenyut
Berdialog dengan tulang dan kulitnya yang mengerut
Ikut mengalirkan padaku semangatnya yang tak pernah surut
Hari ini aku memeluk tubuhnya yang ringkih
Dari dulu dia tetap pahlawan tanpa pamrih
Karena dialah guru terima kasih
Yang tak pernah mengeluh walau hanya kubayar dengan terima kasih
Dari dulu sama saja
Selalu ada dia yang berpendar - pendar membagi sinarnya
Yang menegakkanku saat mengenakan toga
Hari ini aku menggenggam tangannya yang hangat
Merasakan nadinya pelan - pelan berdenyut
Berdialog dengan tulang dan kulitnya yang mengerut
Ikut mengalirkan padaku semangatnya yang tak pernah surut
Hari ini aku memeluk tubuhnya yang ringkih
Dari dulu dia tetap pahlawan tanpa pamrih
Karena dialah guru terima kasih
Yang tak pernah mengeluh walau hanya kubayar dengan terima kasih
SILUET JASA PEJUANG PENDIDIKAN
Karya : Mustika mentariPerawakan manusia tak berjabat uang,
Meresapkan aliran ilmu dan semburan etika
tapi berhembus pelan,
Tak sadar pengorbanan terwujud dan kadang tak dihargai
Sang surya mulai menyeringai menyibak kulit
wajahnya
Berikrar suci,bersiap berjuang demi anak didik,
tak lama,dering pengingat pendidikan bergema
Kesabaran merangkul keuletan menghadapi ratusan
manusia setengah matang,dimulai
Lelahkah lisan berucap jasa tak terbatas?
Sadarkah kumpulan manusia pencari masa depan?
Bapak,Ibu,Guruku terhormat
Salam dan salim selalu untukmu
Bingkisan jasamu melekat erat di hati dan otak
kami,
Terima kasih
Meresapkan aliran ilmu dan semburan etika
tapi berhembus pelan,
Tak sadar pengorbanan terwujud dan kadang tak dihargai
Sang surya mulai menyeringai menyibak kulit
wajahnya
Berikrar suci,bersiap berjuang demi anak didik,
tak lama,dering pengingat pendidikan bergema
Kesabaran merangkul keuletan menghadapi ratusan
manusia setengah matang,dimulai
Lelahkah lisan berucap jasa tak terbatas?
Sadarkah kumpulan manusia pencari masa depan?
Bapak,Ibu,Guruku terhormat
Salam dan salim selalu untukmu
Bingkisan jasamu melekat erat di hati dan otak
kami,
Terima kasih
PERTEMUAN ILALANG DAN SETANGKAI GURU...
Karya : A. A Gede Ngurah Putra AdnyanaSeingat ilalang-ilalang pagar senja
Dia itu wanita berkacamata tua
Kutinggalkan di gerbong nostalgia putih abu terlama
Dia makin peluh, makin pandai bersilat kapur
Suanya berikut kata-kata tak pernah usang,
meledak di keheningan ruang berjiwa
Cukup dua puluh pasang mata bengal terbelalak...
Ketika subuh menyusut terik
Dia wanita beruban lima,
Sibuk memasang aritmatika,
Sibuk mendulang kajian bahasa dunia,
dan letih sidangkan kebengalan remaja putih abu
Namun, itu demi bunga-bunga bangsa
Dia tuangkan semua riwayat pengetahuan
Dia rangkaikan ocehan belati untuk memekarkan mentari-mentari kita
Dia wanita tua kurindukan
Ajari aku menata tangga-tangga kemuliaan
Kini tersenyum perih dipagar ilalang
Melirik dia di ruang nostalgia lawas dengan kedukaan teramat
" SELAMAT SIANG, BU!!!
Ada apa denganmu??
Baikkah engkau???
Ini muridmu, wahai Sang Merak Saraswati...."
Dia memaku kata-kataku dengan senyum seribu
Dan ku mengiris pilu memeluk nasib guruku
Begitu tulus wanita berkacamata tua
Tiada pedulikah dunia padanya???
Pejabat-pejabat itu tiada teramat padam seperti kupu-kupu hatiku
Terimakasih , engkau wanita
Guru jiwa untuk ilalang seperti batasku
Dia itu wanita berkacamata tua
Kutinggalkan di gerbong nostalgia putih abu terlama
Dia makin peluh, makin pandai bersilat kapur
Suanya berikut kata-kata tak pernah usang,
meledak di keheningan ruang berjiwa
Cukup dua puluh pasang mata bengal terbelalak...
Ketika subuh menyusut terik
Dia wanita beruban lima,
Sibuk memasang aritmatika,
Sibuk mendulang kajian bahasa dunia,
dan letih sidangkan kebengalan remaja putih abu
Namun, itu demi bunga-bunga bangsa
Dia tuangkan semua riwayat pengetahuan
Dia rangkaikan ocehan belati untuk memekarkan mentari-mentari kita
Dia wanita tua kurindukan
Ajari aku menata tangga-tangga kemuliaan
Kini tersenyum perih dipagar ilalang
Melirik dia di ruang nostalgia lawas dengan kedukaan teramat
" SELAMAT SIANG, BU!!!
Baikkah engkau???
Ini muridmu, wahai Sang Merak Saraswati...."
Dia memaku kata-kataku dengan senyum seribu
Dan ku mengiris pilu memeluk nasib guruku
Begitu tulus wanita berkacamata tua
Tiada pedulikah dunia padanya???
Pejabat-pejabat itu tiada teramat padam seperti kupu-kupu hatiku
Terimakasih , engkau wanita
Guru jiwa untuk ilalang seperti batasku
GURU
Karya : Abdul Wahab
Sepintas wajah kusutmu
Membaluti relung pipi manismu
Kau tampak lelah....
Letih....
Tapi,kau samarkan semua itu
demi kewajibanmu mengajari seorang putera bangsa
Kelak akan bisa memajukan bangsa ini
Guru....
Setetes ILMU,
Secuil semangat dan nasehat..
Sangatlah berarti bagiku
untuk menggapai impianku
Karena,
Kaulah peri hidupku
Kaulah pahlawan tanpa tanda jasa
Penerang cahaya dalam kegelapan pikiranku..
Penghapus kebodohan dalam otak mungilku
Sekarang...
Kau jauh dariku ...
walau tidak akan pernah bertemu lagi,
Tapi...akan selalu dekat dihai
Andai waktu bisa kembali
Ingin rasa bertemu sekali lagi
Untuk ucapkan,
TERIMA KASIH
Oh....TUHAN....
Jangan hukum dia
Hukum aku yang selalu membuatnya terluka
Ampunilah segala dosanya
terimalah dia disisi Mu
Guru....
Doakan aku dialamsana
Agar aku bisa membalas jasamu,
Agar aku bisa meneruskan perjuanganmu
Selama ini.....
dan sampai saat ini pula,
hingga kau akan tersenyum
melihatku.
Membaluti relung pipi manismu
Kau tampak lelah....
Letih....
Tapi,kau samarkan semua itu
demi kewajibanmu mengajari seorang putera bangsa
Kelak akan bisa memajukan bangsa ini
Guru....
Setetes ILMU,
Secuil semangat dan nasehat..
Sangatlah berarti bagiku
untuk menggapai impianku
Karena,
Kaulah peri hidupku
Kaulah pahlawan tanpa tanda jasa
Penerang cahaya dalam kegelapan pikiranku..
Penghapus kebodohan dalam otak mungilku
Sekarang...
Kau jauh dariku ...
walau tidak akan pernah bertemu lagi,
Tapi...akan selalu dekat dihai
Andai waktu bisa kembali
Ingin rasa bertemu sekali lagi
Untuk ucapkan,
TERIMA KASIH
Oh....TUHAN....
Jangan hukum dia
Hukum aku yang selalu membuatnya terluka
Ampunilah segala dosanya
terimalah dia disisi Mu
Guru....
Doakan aku dialam
Agar aku bisa membalas jasamu,
Agar aku bisa meneruskan perjuanganmu
Selama ini.....
dan sampai saat ini pula,
hingga kau akan tersenyum
melihatku.
SANG PENCERAH BANGSA
Karya : Angripti Nur Santi
Kau letih
Suaramu melemah
Tubuhmu ringkih
Tak kenal lelah
Terus melangkah
Menentukan arah
Walau tiada pamrih
Kau tak menyerah
Terkadang kau dianggap remeh
Oleh orang-orang bodoh
Yang tak tau terima kasih
Yang tak tau belas kasih
Kau tetap melangkah
Demi masa depan bangsa yang cerah
Apakah kau makhluk yang lemah?
Bukan. Kaulah Sang Pencerah
Yang membuat anak bangsa merekah
Dengan bekal yang melimpah
Bekal ilmu dan akhlakul kharimah
Mulia
Berjasa
Meski upah tak menutupi semua
Kau tetap berjaya
Teruslah maju dan berusaha
Hai Pencerah Bangsa yang Qu puja
Suaramu melemah
Tubuhmu ringkih
Tak kenal lelah
Terus melangkah
Menentukan arah
Walau tiada pamrih
Kau tak menyerah
Terkadang kau dianggap remeh
Oleh orang-orang bodoh
Yang tak tau terima kasih
Yang tak tau belas kasih
Kau tetap melangkah
Demi masa depan bangsa yang cerah
Apakah kau makhluk yang lemah?
Bukan. Kaulah Sang Pencerah
Yang membuat anak bangsa merekah
Dengan bekal yang melimpah
Bekal ilmu dan akhlakul kharimah
Mulia
Berjasa
Meski upah tak menutupi semua
Kau tetap berjaya
Teruslah maju dan berusaha
Hai Pencerah Bangsa yang Qu puja
Obsesi Seorang Guru Swasta
Karya : Melia Luciana, S.Pd. Bangun pagi menatap mentari
Dengan senyum dan riang hati
Tuk langkahkan kedua kaki
Menuju padang bakti
Tuk mengais rezeki Sang Illahi
Kusambut tangan-tangan halus
Yang datang dengan rasa haus
Walau kadang membuatku marah
Selama berada di sekolah
Kulalui hari-hariku di sekolah
Berharap hari-hari itu indah
Tak sekedar mengabdikan diri di sekolah megah
Kemegahan yang sering membuatku lelah
Membuatku mudah menyerah
Tuk menjadi pegawai pemerintah
Siapa yang tak ingin bernasib baik
Kerja ringan dan gajinya layak
Lebih dari cukup untuk jajan anak-anak
Yang selalu memintanya dengan merengek
Walau hanya sepotong roti sobek
Semoga waktu yang berputar
Membawaku ke masa yang bersinar
Menerangi buah hati dan belahan jiwa
Dengan senyum dan riang hati
Tuk langkahkan kedua kaki
Menuju padang bakti
Tuk mengais rezeki Sang Illahi
Kusambut tangan-tangan halus
Yang datang dengan rasa haus
Walau kadang membuatku marah
Selama berada di sekolah
Kulalui hari-hariku di sekolah
Berharap hari-hari itu indah
Tak sekedar mengabdikan diri di sekolah megah
Kemegahan yang sering membuatku lelah
Membuatku mudah menyerah
Tuk menjadi pegawai pemerintah
Siapa yang tak ingin bernasib baik
Kerja ringan dan gajinya layak
Lebih dari cukup untuk jajan anak-anak
Yang selalu memintanya dengan merengek
Walau hanya sepotong roti sobek
Semoga waktu yang berputar
Membawaku ke masa yang bersinar
Menerangi buah hati dan belahan jiwa
Terima Kasih Guruku
Karya : Venny Oktaviani Siregar
Mungkin...Tak pernah terlintas dibenakku
Kau seseorang yang berjasa dalam hidupku
Kau ajarkan 'ku banyak hal
Tak hanya ilmu pengetahuan
Tapi juga pengalaman hidupmu
Dan kini menjadi guru berarti dalam hidupku
Kau seseorang yang berjasa dalam hidupku
Kau ajarkan 'ku banyak hal
Tak hanya ilmu pengetahuan
Tapi juga pengalaman hidupmu
Dan kini menjadi guru berarti dalam hidupku
Mungkin...Selama ini
Tiada pernah kau dengar ucapan tulus dari hatiku
Sebagai tanda terima kasih 'ku padamu
Tapi kini...Ku ingin katakan padamu
Terima kasih guruku
Mungkin...tanpamu Ibuku
Ku tak dapat membaca...menulis...bahkan menghitung
Dan mungkin...tanpamu Bapakku
Ku tak dapat belajar dari asam manis hidupmu
Tanpamu Bapak dan Ibu guruku
Ku tak dapat merangkai masa depanku kini
Mungkin...Kalian '
Seiring waktu berjalan
Tapi percayalah...Ku tak '
Karena berkat hadirmu...jasamu...dan cintamu
Menjadi bekal untuk meraih cita-citaku
Sebagai tanda terima kasih 'ku untuk dirimu
Guruku...
INDAHNYA PENGABDIANMU GURU
Karya : Adih Mulyadi
Dalam dinginnya pagi yang menciptakan butir-butir embun
Kau berjalan menyusuri terjalnya pegunungan
Ditemani desiran bayu yang menyejukkan badan
Kau lewati sungai-sungai licin bebatuan
Demi melaksanakan kewajibanmu sebagai seorang guru
Kau lalui ribuan mil jalan-jalan liku berbatu
Tak peduli jutaan kalori terbuang dari tubuhmu
Kau tetap melangkah bersama api semangatmu
Dengan senyuman yang selalu mekar di garis bibirmu
Kau tak pernah lelah mengajari murid-muridmu
Bahkan di sekolah kau bekerja tak hanya sebagai seorang guru
Tapi kau pun merangkap menjadi Kepala sekolah dan staf TU
Ya...Itulah yang terjadi di sekolahku di desa
Dimana hanya dia yang ada sebagai cahaya
Dimana hanya dia yang memberikan kasih dan cinta
Dimana hanya dia yang mengenalkan kami tentang dunia
Sungguh ironis, tapi ini benar-benar nyata terjadi
Hanya dialah satu-satunya orang yang mau mengajari kami
Tak peduli betapa kecil balasan baginya yang tak mencukupi
Namun dia tetap rela menjalani dengan semangat yang tinggi
Guruku, sungguh mulia pengorbananmu bagi kami
Dari kelas satu sampai kelas enam kau tiada henti mengajari kami
Guruku, sungguh indah pengorbananmu untuk kami
Tiada yang bisa sepertimu di dunia ini
Dengan melihat perjuanganmu yang tiada henti
Kami selalu berdo'a agar kau tetap disini
Dan kami berjanji suatu saat nanti
Cita-cita kami akan mejadi guru sama seperti yang engkau jalani
Kau berjalan menyusuri terjalnya pegunungan
Ditemani desiran bayu yang menyejukkan badan
Kau lewati sungai-sungai licin bebatuan
Demi melaksanakan kewajibanmu sebagai seorang guru
Kau lalui ribuan mil jalan-jalan liku berbatu
Tak peduli jutaan kalori terbuang dari tubuhmu
Kau tetap melangkah bersama api semangatmu
Dengan senyuman yang selalu mekar di garis bibirmu
Kau tak pernah lelah mengajari murid-muridmu
Bahkan di sekolah kau bekerja tak hanya sebagai seorang guru
Tapi kau pun merangkap menjadi Kepala sekolah dan staf TU
Ya...Itulah yang terjadi di sekolahku di desa
Dimana hanya dia yang ada sebagai cahaya
Dimana hanya dia yang memberikan kasih dan cinta
Dimana hanya dia yang mengenalkan kami tentang dunia
Sungguh ironis, tapi ini benar-benar nyata terjadi
Hanya dialah satu-satunya orang yang mau mengajari kami
Tak peduli betapa kecil balasan baginya yang tak mencukupi
Namun dia tetap rela menjalani dengan semangat yang tinggi
Guruku, sungguh mulia pengorbananmu bagi kami
Dari kelas satu sampai kelas enam kau tiada henti mengajari kami
Guruku, sungguh indah pengorbananmu untuk kami
Tiada yang bisa sepertimu di dunia ini
Dengan melihat perjuanganmu yang tiada henti
Kami selalu berdo'a agar kau tetap disini
Dan kami berjanji suatu saat nanti
Cita-cita kami akan mejadi guru sama seperti yang engkau jalani
Sang Pahlawan
Karya : Catur Elfinawati
Jejak kaki yang melangkah
Dan tetsan air keringat
Kini t'lah menjadi saksi
Atas pengabdiannya untuk bangsa
Hidup yang dulunya gelap
Kini menjadi terang
Hidup yang dulunya tak tau
Kini menjadi tau
Sang pahlawan,
T'lah menjalankan tugasnya
Untuk negara yang tercinta
Dengan rasa ikhlas dalam hati
Tanpa dengan tanda jasa
Mereka t'lah melawan salah satu penjajah negara
Kebodohan yang dulunya ada
Kini lenyaplah sudah
Dan tetsan air keringat
Kini t'lah menjadi saksi
Atas pengabdiannya untuk bangsa
Hidup yang dulunya gelap
Kini menjadi terang
Hidup yang dulunya tak tau
Kini menjadi tau
Sang pahlawan,
T'lah menjalankan tugasnya
Untuk negara yang tercinta
Dengan rasa ikhlas dalam hati
Tanpa dengan tanda jasa
Mereka t'lah melawan salah satu penjajah negara
Kebodohan yang dulunya ada
Kini lenyaplah sudah
Entah, semua perasaan ingin kuluapkan dari puisi ini Aku ingin angin semilir membisikan kata cintaku ini Memberi ketenangan dalam kalbuku, dalam hidupku Aku baru saja mengenali diriku dan orang lain itu Orang lain itu bukanlah orang yang biasa Orang itu adalah guruku sendiri,
karena dialah Aku sanggup menapaki hari esok dan memberikan satu Pelajaran yang berharga tentang pentingnya hidup ini Bukan hanya matematika dan fisika, tetapi lebih Lebih dari sekedar ilmu yang diajarkan di sekolah Kau memberiku arti tentang hidup ini Memberiku taburan pesona keindahan duniawi Bukan demi kefanaan dan semua yang tak pernah ada Tapi semua yang nyata dan tak pernah bisa Untuk tersiratkan maknanya dalam kata-kata Hanya dia dan aku yang bisa mengerti aku Hanya aku dan dia yang mengerti dia,
Dan hanya aku dan dia yang memberikan seribu makna Tentang arti hidup, pellajaran, dan juga cinta kasih Memang kami berstatus guru dan murid, tak lebih Bukan sepasang sejoli yang jatuh cinta atau lebih Tapi kami punya kaontak batin yang cukup kuat, Karena kami punya kesamaan dalam segala hal Ada yangmau belajar, dan ada pula yang mengajar Tidak hanya guru yang bisa mengajarkan kita Karena terkadang muridpun bisa menjadi guru yang terbaik Dalam kehidupan kini, maupun mendatang.
Maka ingatlah, semuanya bisa terjadi Kapanpun, dan juga dimanapun jua Karena itu, jadilah guru yang terbaim untuk orang lain.
MAAFKAN AKU GURU
Karya : Fadli
TELAH BERGETAR YANG DI DADA
KALA BERITA MENGETUK TELINGA
MENYESAK DADA MENABUR DUKA
PERGI TELAHLAH GURU TECINTA
WALAU HADIRMU TIADA ... GURU
BIAS KENANGANMU TIADA LAYU
SAYUP-SAYUP BAYANGAN DISITU
DI ANTARA DUA DAUN PINTU
WAHAI GURU, KETAHUILAH !
TELAGA ILMUMU KIAN MENGALIR
WAHAI GURU, DENGARLAH !
NASEHATMU TAK TERSAPU DEBU PASIR
WAHAI GURU, LIHATLAH !
ANAK-ANAKMU BERMAIN BERGILIR
WAHAI GURU, RASAKANLAH !
GETAR DI DADA AIR MATA BERBUTIR
WAHAI GURU, MAAFKANLAH !
KESALAHAN ANAKMU TIADA AKHIR
KALA BERITA MENGETUK TELINGA
MENYESAK DADA MENABUR DUKA
PERGI TELAHLAH GURU TECINTA
WALAU HADIRMU TIADA ... GURU
BIAS KENANGANMU TIADA LAYU
SAYUP-SAYUP BAYANGAN DISITU
DI ANTARA DUA DAUN PINTU
WAHAI GURU, KETAHUILAH !
TELAGA ILMUMU KIAN MENGALIR
WAHAI GURU, DENGARLAH !
NASEHATMU TAK TERSAPU DEBU PASIR
WAHAI GURU, LIHATLAH !
ANAK-ANAKMU BERMAIN BERGILIR
WAHAI GURU, RASAKANLAH !
GETAR DI DADA AIR MATA BERBUTIR
WAHAI GURU, MAAFKANLAH !
KESALAHAN ANAKMU TIADA AKHIR
ALMARHUM GURU
Karya : PANDITA NINGRUM
kau gunung diantara bukit.bagai
ibu dari segala murid.berpijar
dengan seribu ujar
mereguk sabar merentang tegar
dini buta menggantikan hujan
mengecup daun keringat yang
bergururan.mata merah
menangis semalam.ada tahlil
berkumandang.di tengah takbir
sebelum hujan
ibu dari segala murid.berpijar
dengan seribu ujar
mereguk sabar merentang tegar
dini buta menggantikan hujan
mengecup daun keringat yang
bergururan.mata merah
menangis semalam.ada tahlil
berkumandang.di tengah takbir
sebelum hujan
Tak Adil Buatmu
Karya : Andres M Ginting
Jemarimu yang empuk
Membelai kebodohanku
Kerajinan yang kau berikan tak tertahan kan
Seperti karya yang monumental dari Romawi
Gaya bicaramu yang khas tak membuat ku takut,
Walaupun aku ngeri melihat di saat Engkau marah
Tatapanmu itu
Benar...benar...sadis !
Hati yang sedih terkadang pandai engkau sembunyikan
Di saat tahu akan ada bentangan masalah dari kota
Sebuah perintah yang akan menghambat dirimu mengajar,
Sertifikasi, itu yang sering mereka katakan
Dan Engkau berujar tak adil buatku di kampung ini.
Membelai kebodohanku
Kerajinan yang kau berikan tak tertahan kan
Seperti karya yang monumental dari Romawi
Gaya bicaramu yang khas tak membuat ku takut,
Walaupun aku ngeri melihat di saat Engkau marah
Tatapanmu itu
Benar...benar...sadis !
Hati yang sedih terkadang pandai engkau sembunyikan
Di saat tahu akan ada bentangan masalah dari kota
Sebuah perintah yang akan menghambat dirimu mengajar,
Sertifikasi, itu yang sering mereka katakan
Dan Engkau berujar tak adil buatku di kampung ini.
GURU SUNYI
Karya : Fadli
KALI INI MALAM DATANG
LAGI ... SATU HARI MELAYANG
BINTANG-BINTANG BERMAIN RIANG
BULAN, DUDUK TENANG MEMANDANG
TEMAN ! GURUMU TELAH TERTIDUR
DENGAN BERBISIK SETENGAH NGELINDUR
TAK LIHAT DIA BINTANG BERTABUR
KARENA MATANYA TERTUTUP TERLANJUR
PAGI, OH PAGI TELAH DATANG
PIRING EMAS TELAH TERANG
CAHAYANYA MENYIBAK PANDANG
MEMBANTU SEDIKIT, MANUSIA LALU-LALANG
TEMAN, GURUMU TELAH TERBANGUN
DUDUK SEBENTAR SEDIKIT MELAMUN
SETELAN JAS, CELANA PANJANG TAMPAK SANTUN
SEDAN UNGU MENUNGGUNYA ANGGUN
WAHAI TEMANKU !
GURUKU HANYA SUNYI SELALU
BUKAN RAGU BUKAN MALU
ATAU LUKA YANG MENGGANGGU
KUCERITAKAN PADAMU TEMAN
TENTANG GURUKU YANG ITU
BUKAN DENGAN SURAT ATAU PESAN SINGKAT
NAMUN LEWAT BAIT-BAIT YANG AKAN LEWAT
DIA TIDAK BERKATA WALAU SATU
TAK BERCELANA APALAGI SETELAN BAJU
TIDAK TIDUR ATAU SEDIKIT SEMU
TAK JALAN KAKI MAUPUN MOBIL BARU
WALAU TAK BERKATA BANYAK MAKNA
SUNYI SELALU SEJUTA ILMU
TAK HENTI SIANG ATAU MALAM DATANG
TAK HUJAN TIDAK PULA ANGIN PELAN
TEMAN ! GURUKU ADALAH PENGALAMANKU
BISA SUKA BISAPULA DUKA
ATAU PERUT KOSONG ... BOLONG
PUN GIGIT NYAMUK KALA KANTUK
LAGI ... SATU HARI MELAYANG
BINTANG-BINTANG BERMAIN RIANG
BULAN, DUDUK TENANG MEMANDANG
TEMAN ! GURUMU TELAH TERTIDUR
DENGAN BERBISIK SETENGAH NGELINDUR
TAK LIHAT DIA BINTANG BERTABUR
KARENA MATANYA TERTUTUP TERLANJUR
PAGI, OH PAGI TELAH DATANG
PIRING EMAS TELAH TERANG
CAHAYANYA MENYIBAK PANDANG
MEMBANTU SEDIKIT, MANUSIA LALU-LALANG
TEMAN, GURUMU TELAH TERBANGUN
DUDUK SEBENTAR SEDIKIT MELAMUN
SETELAN JAS, CELANA PANJANG TAMPAK SANTUN
SEDAN UNGU MENUNGGUNYA ANGGUN
WAHAI TEMANKU !
GURUKU HANYA SUNYI SELALU
BUKAN RAGU BUKAN MALU
ATAU LUKA YANG MENGGANGGU
KUCERITAKAN PADAMU TEMAN
TENTANG GURUKU YANG ITU
BUKAN DENGAN SURAT ATAU PESAN SINGKAT
NAMUN LEWAT BAIT-BAIT YANG AKAN LEWAT
DIA TIDAK BERKATA WALAU SATU
TAK BERCELANA APALAGI SETELAN BAJU
TIDAK TIDUR ATAU SEDIKIT SEMU
TAK JALAN KAKI MAUPUN MOBIL BARU
WALAU TAK BERKATA BANYAK MAKNA
SUNYI SELALU SEJUTA ILMU
TAK HENTI SIANG ATAU MALAM DATANG
TAK HUJAN TIDAK PULA ANGIN PELAN
TEMAN ! GURUKU ADALAH PENGALAMANKU
BISA SUKA BISA
ATAU PERUT KOSONG ... BOLONG
PUN GIGIT NYAMUK KALA KANTUK
ATAS NAMA GURU
Karya : toto.1989@yahoo.com
Terkesan aku melukaimu,
Padahal ku membela kaumku,
Kami tersiksa karenamu,
Walau kau seorang guru...
Kau bukan pelita,
Apalagi cahaya umat manusia,
Kau buat kami kecewa,
Mengorbankan nama demi harta...
Ingin kami ludahimu,
Caci maki dirimu,
Tapi apa daya kami,
Kau tetap guru kami...,
GURU KEHIDUPANKU
Karya : Moch. Junaedi. R
Guru.....
Kau beri Aku PELANGI kehidupan
Lihat, pandang, dan gapai warna kehidupan
Merah, Keberanian melawan realita
Kuning, Kedermawanan pada sesama
Hijau, Kesegaran menggapai sehat
Biru, Keseriusan menuntut ilmu
Ungu, Pengabdian tuk ayah ibu
Nila, Kelembutan terhadap wanita
Jingga, Konsisten pada kata
Guru.....
Kau beri Aku PETA kehidupan
Lihat, fikir, dan jalan ke arah kehidupan
Barat, Kedamaian dalam qalbu
Timur, Meraih asa, menggapai cita
Utara, Bersuci menuju bersih
Selatan, Hilangkan tiap noda diri
Guru.....
I = Inginku lihatmu bahagia
B = Bisakah kubuat kau bahagia
U = Untaian doa jua fatihah tuk mu selalu
Terima kasih Ibu!!!!
kenangan dan kerlingan air mata
jadi pupuk dari pohon kehidupanku
kau guru kehidupanku
ada walau tiada
Kau beri Aku PELANGI kehidupan
Lihat, pandang, dan gapai warna kehidupan
Merah, Keberanian melawan realita
Kuning, Kedermawanan pada sesama
Hijau, Kesegaran menggapai sehat
Biru, Keseriusan menuntut ilmu
Ungu, Pengabdian tuk ayah ibu
Nila, Kelembutan terhadap wanita
Jingga, Konsisten pada kata
Guru.....
Kau beri Aku PETA kehidupan
Lihat, fikir, dan jalan ke arah kehidupan
Barat, Kedamaian dalam qalbu
Timur, Meraih asa, menggapai cita
Utara, Bersuci menuju bersih
Selatan, Hilangkan tiap noda diri
Guru.....
I = Inginku lihatmu bahagia
B = Bisakah kubuat kau bahagia
U = Untaian doa jua fatihah tuk mu selalu
Terima kasih Ibu!!!!
kenangan dan kerlingan air mata
jadi pupuk dari pohon kehidupanku
kau guru kehidupanku
ada walau tiada
Guruku.. ?
Karya : Andres m ginting
guruku...?
sebuah perumpamaan yang baik
guruku...?
engkaulah laskar pendidikan
guruku...?
engkaulah cahaya di kegelapan yang membawaku keluar dari kegelapan
guruku...?
engkau sangat benci kebodohan yang tengah menjangkiti'ku
guruku...?
tak ada yang lebih berarti selain didikanmu
yang membawaku terbang merubah sebuah zaman yang aneh ?
guruku...?
tak ada yang dapat aku ucapkan selain kecintaan hidup ?
dirimulah yang membawaku ?
menjadi seorang yang berguna
guruku...?
entah bagaimana aku membalasnya??
guruku...?
hanya ucapan terima kasihku ?
untukmu
sebuah perumpamaan yang baik
guruku...?
engkaulah laskar pendidikan
guruku...?
engkaulah cahaya di kegelapan yang membawaku keluar dari kegelapan
guruku...?
engkau sangat benci kebodohan yang tengah menjangkiti'ku
guruku...?
tak ada yang lebih berarti selain didikanmu
yang membawaku terbang merubah sebuah zaman yang aneh ?
guruku...?
tak ada yang dapat aku ucapkan selain kecintaan hidup ?
dirimulah yang membawaku ?
menjadi seorang yang berguna
guruku...?
entah bagaimana aku membalasnya??
guruku...?
hanya ucapan terima kasihku ?
untukmu
Batas Waktu Untuk Hidup
Karya : Andres m gintingketika pembatas waktu ?
sekolah berbunyi
waktu mengajarmu engkau hentikan
bergegas engkau pergi meninggalkan
kami, ?
jam waktu yang melekat di tangan kirimu ?
menunjukkan kegelisahan,?
segera engkau pergi ?
menuju warung langgananmu , bersantap siang dan?
kembali menunggu angkutan yang membawamu ?
menuju tempat yang akan 'tuk menambah uang sakumu ?
dengan buku yang digenggamanmu, kau baca,kau lihat,?
kau bolak-balik, dan engkau aja engkau pekerja yang yang memulai dengan membaca
semua itu tak mudah, namun' tuk mencari tambahan, sekedar bertahan hidup! ?
sekolah berbunyi
waktu mengajarmu engkau henti
bergegas engkau pergi meninggalkan
kami, ?
jam waktu yang melekat di tangan kirimu ?
menunjukkan kegelisahan,?
segera engkau pergi ?
menuju warung langgananmu , bersantap siang dan?
kembali menunggu angkutan yang membawamu ?
menuju tempat yang akan 'tuk menambah uang sakumu ?
dengan buku yang digenggamanmu, kau baca,kau lihat,?
kau bolak-balik, dan engkau aja engkau pekerja yang yang memulai dengan membaca
semua itu tak mudah, namun' tuk mencari tambahan, sekedar bertahan hidup! ?
Aku Adalah Seorang Guru
Karya : Dhyayi Warapsari
Mentari baru saja muncul
Namun ku sudah tinggalkan rumah
'Tuk mengabdi pada bangsa
Aku adalah seorang guru
Tugasku mendidik penerus bangsa
Demi bangsaku, kurela berkorban
Aku adalah seorang guru
Di waktu luangku, ku mengais sampah
Demi rasa lapar, kuputuskan urat malu
Aku adalah seorang guru
Dulu kubergelar pahlawan tanpa tanda jasa
Kini gelarku pahlawan tanpa balas jasa
Namun ku sudah tinggalkan rumah
'Tuk mengabdi pada bangsa
Aku adalah seorang guru
Tugasku mendidik penerus bangsa
Demi bangsaku, kurela berkorban
Aku adalah seorang guru
Di waktu luangku, ku mengais sampah
Demi rasa lapar, kuputuskan urat malu
Aku adalah seorang guru
Dulu kubergelar pahlawan tanpa tanda jasa
Kini gelarku pahlawan tanpa balas jasa
Kemerdekaan Para Guru
Karya : Tri Oktofriandry HutaurukSejauh apa bisa mengabdi?
seberapa besar bisa berkorban?
melebihi semangat seorang guru
Seuntai terima kasih
seucap kata bangga
bukan itu yang diharapkan mereka
Guru,
sosok pahlawan tanpa tanda jasa
namun, apa salahnya untuk diperhatikan?
berikan hak seorang guru
kewajiban mereka telah dipenuhi
Indonesia , perhatikanlah nasib mereka
tanpa mereka, apa jadinya generasi bangsa kelak?
mereka telah bekerja keras
membimbing anak-anak bangsa hingga menjadi sesuatu
Dan lihatlah, merah putih gagah berkibar
namun, kemerdekaan para guru masih setengah tiang
Indonesia , jangan kau diamkan penderitaan mereka
jangan lagi kau jajah kemerdekaan para guru tercinta
seberapa besar bisa berkorban?
melebihi semangat seorang guru
Seuntai terima kasih
seucap kata bangga
bukan itu yang diharapkan mereka
Guru,
sosok pahlawan tanpa tanda jasa
namun, apa salahnya untuk diperhatikan?
berikan hak seorang guru
kewajiban mereka telah dipenuhi
tanpa mereka, apa jadinya generasi bangsa kelak?
mereka telah bekerja keras
membimbing anak-anak bangsa hingga menjadi sesuatu
Dan lihatlah, merah putih gagah berkibar
namun, kemerdekaan para guru masih setengah tiang
jangan lagi kau jajah kemerdekaan para guru tercinta
IDOLA SEJATIKU
Karya : Muhammad Musthopa
TAK HANYA PARAS YANG KUSUKA DARINYA, BUKAN MATERI YANG KUHARAP DARINYA, HANYA RASA SAYANG JUGA CINTA, YANG KUMAU DARINYA...
MATANYA, SENYUMANNYA, JUGA TUTUR KATANYA, MEMANG DIALAH IDOLA SESUNGGUHNYA...
PANDANGAN PERTAMAKU DENGANNYA, CINTA JUGA SAYANGKU UNTUKNYA, SERTA ILMU DARINYA, BUAT HIDUPKU JADI BAHAGIA
Dari mu Guru , Untukku
Karya : Hilda Erfina
Apa itu,aku tak tau Bagaimana itu,aku pun tak tau Kenapa begitu,aku masih tak tau O,Aku tak tau apapun Kemudian guruku Dia datang kepadaku Setelah itu, Dia bimbing aku Dia ajari aku Dia beritahu aku Dengan kasih sayang Tentang smua itu Akhirnya kiniku tau Apakah itu Bagaimanakah itu Dan kenapa begitu Terimakasih untukmu guru Atas segala ilmumu Yang telah kau beri untukku Walau ku tau Itu tidaklah akan mampu Untuk membalas smua jasa-jasa mu.
Musim Sekolah, Anak-Anak Rajin Belajar Pak Guru Bolos Lagi
Karya : Lukman Asya
Apabila hari ini aku tak masuk sekolah,
bukan lantaran malas
Tapi selalu terbayang wajah-wajah kuburan
menjulurkan sepi yang angker
Bagaimana hari depan anak-anak sekolah?
Terpenjara
bagai mayat di dalam keranda
bagai epitaf di nisan-nisan china
Belajar disiplin sebenarnya belajar
menghianati kebebasan
"Pak guru, ke mana lagi, kau tak masuk (akal) sekolah lagi
hari ini. Kami merindukan pelajaran cinta"
Jerit anak-anak sekolah dalam suatu kelas begitu gaduh
dalam ruangan dimana pernah kutanamkan sikap
kebersamaan: mencontek dianjurkan
demi kesetiakawanan menolong teman
yang dalam kesusahan
Aha!
Kulihat daun-daun pohon bergerak
Angin mengajarkan kebebasan
menantang hujan, langit, tanah dan angkasa
berjudi dengan kesunyian berkelakar dengan senja hari
sebab tak ada yang lebih bermoral di muka bumi ini
selain engkau yang berdiri rimbun tak pernah ributkan
kekuasaan
Apa artinya pelajaran biologi kalau kehamilan terkadang di
luar rencana
pohon - pohon ditebangi demi perumahan untuk pejabat asing
separo kayu-kayunya diselundupkan ke negeri tetangga
hasil penjualannya tak jelas untuk apa
guru tetap miskin lagi nelangsa
tinggal di gubuk-gubuk penuh hitut dan asap dapur
Anak-anak, rajin-rajin-lah belajar
agar kelak bisa menanam pohon
di ladang hatimu sendiri
sebab ladang ibu bapak telah habis
untuk biaya sekolahmu
Belajar dengan diri sendiri lebih baik
Bapak hari ini bolos lagi
bapak ingin mendengar musik kesedihan
Suara-suara sajak yang bebas tapi penuh lengkingan
Kota yang gaduh penuh caci maki dan serapah sampah
Lihat, gunung tangkuban parahu tertutup awan
Dayang sumbi meratapi kesalahan dan kegagalannya
Apa salahnya ia kawin dengan sang anak
yang matanya penuh cinta sebagai lelaki perkasa.
toh Sumbi cuma ibu di masa silam
Burangrang dan antena-antena sementara menantang
payudara yang tersembunyi di balik seragam sekolah
Rawatlah itu, jangan kau gadaikan untuk kepala sekolah
yang saban waktu asyik berberahi
sambil melipat uang bangunan
Aku melihat kursi-kursi kosong
ditinggalkan murid-murid yang baik hati
"Kami pun ingin berlibur sebab bapak
tak kunjung datang. Kami rindu puisi
tempat segala cinta dan kebebasan tercurah
Kami tak ingin terpenjara
Kami ingin senang-senang sambil tawuran
dalam bahasa."
bukan lantaran malas
Tapi selalu terbayang wajah-wajah kuburan
menjulurkan sepi yang angker
Bagaimana hari depan anak-anak sekolah?
Terpenjara
bagai mayat di dalam keranda
bagai epitaf di nisan-nisan china
Belajar disiplin sebenarnya belajar
menghianati kebebasan
"Pak guru, ke mana lagi, kau tak masuk (akal) sekolah lagi
hari ini. Kami merindukan pelajaran cinta"
Jerit anak-anak sekolah dalam suatu kelas begitu gaduh
dalam ruangan dimana pernah kutanamkan sikap
kebersamaan: mencontek dianjurkan
demi kesetiakawanan menolong teman
yang dalam kesusahan
Aha!
Kulihat daun-daun pohon bergerak
Angin mengajarkan kebebasan
menantang hujan, langit, tanah dan angkasa
berjudi dengan kesunyian berkelakar dengan senja hari
sebab tak ada yang lebih bermoral di muka bumi ini
selain engkau yang berdiri rimbun tak pernah ributkan
kekuasaan
Apa artinya pelajaran biologi kalau kehamilan terkadang di
luar rencana
pohon - pohon ditebangi demi perumahan untuk pejabat asing
separo kayu-kayunya diselundupkan ke negeri tetangga
hasil penjualannya tak jelas untuk apa
guru tetap miskin lagi nelangsa
tinggal di gubuk-gubuk penuh hitut dan asap dapur
Anak-anak, rajin-rajin-lah belajar
agar kelak bisa menanam pohon
di ladang hatimu sendiri
sebab ladang ibu bapak telah habis
untuk biaya sekolahmu
Belajar dengan diri sendiri lebih baik
Bapak hari ini bolos lagi
bapak ingin mendengar musik kesedihan
Suara-suara sajak yang bebas tapi penuh lengkingan
Kota yang gaduh penuh caci maki dan serapah sampah
Lihat, gunung tangkuban parahu tertutup awan
Dayang sumbi meratapi kesalahan dan kegagalannya
Apa salahnya ia kawin dengan sang anak
yang matanya penuh cinta sebagai lelaki perkasa.
toh Sumbi cuma ibu di masa silam
Burangrang dan antena-antena sementara menantang
payudara yang tersembunyi di balik seragam sekolah
Rawatlah itu, jangan kau gadaikan untuk kepala sekolah
yang saban waktu asyik berberahi
sambil melipat uang bangunan
Aku melihat kursi-kursi kosong
ditinggalkan murid-murid yang baik hati
"Kami pun ingin berlibur sebab bapak
tak kunjung datang. Kami rindu puisi
tempat segala cinta dan kebebasan tercurah
Kami tak ingin terpenjara
Kami ingin senang-senang sambil tawuran
dalam bahasa."
Laksana Engkau,...Guru
Karya : Retno S.
ada petang yang pernah kusinggahi
aku terdiam dan terduduk sejenak
aku hanya tahu engkau...
aku hanya kenal engkau...
di sepanjangnya jalan yang tak berujung
di sanalah engkau ada...
dimana semua orang tak mampu memberitahuku
aku lalu datang,
dan menemuimu sebagai tempat bertanya
seperti itulah engkau Guru...
seperti hujan yang tak pernah mengeluh waktu jatuh
dan aku,...
akan bagaikan elang tanpa kepak sayap
tak mampu berlayar, juga tak mampu berlari...
aku terdiam dan terduduk sejenak
aku hanya tahu engkau...
aku hanya kenal engkau...
di sepanjangnya jalan yang tak berujung
di sanalah engkau ada...
dimana semua orang tak mampu memberitahuku
aku lalu datang,
dan menemuimu sebagai tempat bertanya
seperti itulah engkau Guru...
seperti hujan yang tak pernah mengeluh waktu jatuh
dan aku,...
akan bagaikan elang tanpa kepak sayap
tak mampu berlayar, juga tak mampu berlari...
Keberanian Dalam Tugasmu
Karya : Andres m ginting
gelombang perang timbul ia tak' takut!
gelombang miskin menghampiri ia juga tak takut!
bencana dan kesedihan
ia pun tak takut
engkau ejek malah!!
ia hanya takut bila ia
tak mengajar
kami!.
gelombang miskin menghampiri ia juga tak takut!
bencana dan kesedihan
ia pun tak takut
engkau ejek malah!!
ia hanya takut bila ia
tak mengajar
kami!.
Doa Seorang Guru Untuk Murid-Muridnya
Karya : M.Raudah Jambak
Tuhan, Dengan bias sebatang lilin ini Aku hanya berharap jangan padamkan Cahaya dalam hati kami Walau rekening sujud belum sempat Terbayarkan, aku berharap Jangan putus aliran rahman dan rahimmu Di rumah cinta kami Atau jangan bebankan bea denda dosa Yang berlebih pada tagihan karat hati kami Sebab, kami masih punya generasi penerus negri ini Yang perlu disuguhi saluran kasih jiwa Pada televisi pencerahan Atau rice-cooker ketabahan serta rekening ilmu tak berkesudahan Tuhan , Dengan bias sebatang lilin ini Terangkanlah jiwa-jiwa yang gelisah Dari hati dan pikiran yang disumbat kegelapan.
Dompetku Ber-merk "Guru"
Karya : ASTRIA SARI
Penanggalan di kalender sama saja
Kata orang ada yang muda
ada juga yang tua
entah aku tak pernah tahu maknanya!
Tanggal 2 saat aku berterima
Dompet hitam usang terisi penuh
Lembaran ratusan ribu bertengger manis
Tidak seberapa,
Karna memang merknya " Guru "
Ditambah slogan "tanpa tanda jasa"
Semakin berkelas dompet usangku ini
Angsuran "angsuran"
Warung Pak Rt, Perumnas, BRI, Honda
Kebutuhankah? Atau prestige?
Dompet usangku tak pernah protes
Karna mer-nya "Guru"
Toh, nanti ada tambahan ojek-an
Lumayan untuk merebus daun singkong
Tambah gorengan sambel terasi
Dompetku masih tetap bungah
Paling tidak nanti malam deritan jangkrik
Mempertebal isinya
Meskipun bukan senyum mengembang ratusan ribu
Cukup pecahan ribuan yang terpecah-pecah
Dompet merk "Guru" tetap senyum bahagia
Kata orang ada yang muda
ada juga yang tua
entah aku tak pernah tahu maknanya!
Tanggal 2 saat aku berterima
Dompet hitam usang terisi penuh
Lembaran ratusan ribu bertengger manis
Tidak seberapa,
Karna memang merknya " Guru "
Ditambah slogan "tanpa tanda jasa"
Semakin berkelas dompet usangku ini
Angsuran "angsuran"
Warung Pak Rt, Perumnas, BRI, Honda
Kebutuhankah? Atau prestige?
Dompet usangku tak pernah protes
Karna mer-nya "Guru"
Toh, nanti ada tambahan ojek-an
Lumayan untuk merebus daun singkong
Tambah gorengan sambel terasi
Dompetku masih tetap bungah
Paling tidak nanti malam deritan jangkrik
Mempertebal isinya
Meskipun bukan senyum mengembang ratusan ribu
Cukup pecahan ribuan yang terpecah-pecah
Dompet merk "Guru" tetap senyum bahagia
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa..
Karya : ASTRIA SARI
Saatnya mengangkat bambu runcing, kawan!
Tabuh genderang perang, saudara!
Bunyikan sangkalala ya, Bapa!
Asah pedangmu, wahai prajurit!
Inikah laskar itu?
Bertempur di laga jaya
Bukan saatnya
Runcingkanlah pensil, anakku..
Latihlah jemarimu_A, B, C
Suarakan dengan nyaring, anakku
Cobalah A, Be, Ce
Berilah telingamu, anakku
Biarlah hatimu memaknai setiap arti
Belajarlah , anakku!
Tabuh genderang perang, saudara!
Bunyikan sangkalala ya, Bapa!
Asah pedangmu, wahai prajurit!
Inikah laskar itu?
Bertempur di laga jaya
Bukan saatnya
Runcingkanlah pensil, anakku..
Latihlah jemarimu_A, B, C
Suarakan dengan nyaring, anakku
Cobalah A, Be, Ce
Berilah telingamu, anakku
Biarlah hatimu memaknai setiap arti
Belajarlah , anakku!
Antara pengabdian dan kewajiban Dan hari-harimu pun tetap berjalan dengan ataupun tanpa memperoleh nilai yang menurut sebagian besar orang kini menjadi ukuran layak atau tidaknya suatu profesi untuk dijalankan.
Yah.. tetap kau jalani hari- harimu Dengan bangga dan senyum yang selalu kau tebarkan pada setiap orang yang kau temui dalam setiap detik yang kau lalui kala kau mencoba menebar pundi-pundi ilmu yang kau sebarkan pada anak bangsa dengan tulus dan ikhlas yang entah dari mana datangnya kau peroleh...
Ah......aku tetap memandangmu dengan pandang penuh kagum...
kagum karena aku masih terpaku dan sejenak berfikir Manusia terbuat dari apa dirimu sebenarnya..
Apa yang ada dalam benakmu sehingga kau memiliki energi yang sangat luar biasa tuk berbagi......
Yang kadang membuarku iri....
Iri karena ketulusanmu......
Iri karena konsep hidupmu yang mungkin melebihi konsep hidup seorang professor Iri karena pundi-pundi amalmu pastinya lebih banyak dari pundi amal milyarder manapun yang ada di dunia.
Dan... asal kau tahu saja.
Aku buat rangkaian kata ini dengan tulus dan bangga hanya untukmu....
Sebuah rasa Bangga pada mu guru...
Met hari guru...
MENGENANG MASA TAMAN KANAK-KANAK
Karya : St. Fatimah 1
terbahak
gempita permainan kanak dengan semarak canda
terbang menyusuri padang bunga, taman kupu-kupu, dan
kita menari diguyur gerimis di mula pagi
nyanyi-nyanyi membahana dalam keriangan juga keakraban
yang menggenapi saban riuh kenangan
merajut ingatan
dalam berlembar coretan kasar pensil-pensil warna
dalam cerita-cerita kecil yang menggelikan
2
sosok bidadari-bidadari berkerudung reronce kembang melati
merangkul penuh kelembutan
mimpikah ini
harumnya masih membuai di sela-sela rindu
jadi bunga-bunga tidur, indah lagi menyenangkan
seulas senyum paling rekah
mengantar hidup kita
berujung pada kebaikan yang abadi
berpundi-pundi citacita dan cinta
membuncah
terbahak
gempita permainan kanak dengan semarak canda
terbang menyusuri padang bunga, taman kupu-kupu, dan
kita menari diguyur gerimis di mula pagi
nyanyi-nyanyi membahana dalam keriangan juga keakraban
yang menggenapi saban riuh kenangan
merajut ingatan
dalam berlembar coretan kasar pensil-pensil warna
dalam cerita-cerita kecil yang menggelikan
2
sosok bidadari-bidadari berkerudung reronce kembang melati
merangkul penuh kelembutan
mimpikah ini
harumnya masih membuai di sela-sela rindu
jadi bunga-bunga tidur, indah lagi menyenangkan
seulas senyum paling rekah
mengantar hidup kita
berujung pada kebaikan yang abadi
berpundi-pundi citacita dan cinta
membuncah
HILANGNYA KETELADANAN
Karya : Priyo Pradono
Sedih hati ini
Melihat kenyataan
Bangsa ini kehilangan teladan
Anak muda bergerombol
Jumawa hati merasa raja di raja
Menganggap orang rendah hina dina
Berbuat resah menghancurkan asa
Dan,
Kini muncul teladan-teladan baru
Seakan menimbulkan asa baru
Tapi ternyata hanyalah palsu...
Teladan-teladan itu sesat & menyesatkan !
Kita butuh Guru bangsa
Bukannya guru-guru bangsat !
Dan ironis,
Nasib para pendidik generasi harapan
Ada yang harus hidup mengais sampah
Ada yang harus mengayuh becak
Ada yang harus menaruh harga diri
Demi kelangsungan hidup...
Ku pikir
Lagu Oemar Bakri
Hanyalah reka-an Bang Iwan
Ternyata,
Itu benar-benar nyata...
Kita harus menunduk heningkan cipta
Atau esok kita harus kibarkan
Sang Merah Putih setengah tiang
Pertanda matinya teladan-teladan berhati suci...
Melihat kenyataan
Bangsa ini kehilangan teladan
Anak muda bergerombol
Jumawa hati merasa raja di raja
Menganggap orang rendah hina dina
Berbuat resah menghancurkan asa
Dan,
Kini muncul teladan-teladan baru
Seakan menimbulkan asa baru
Tapi ternyata hanyalah palsu...
Teladan-teladan itu sesat & menyesatkan !
Kita butuh Guru bangsa
Bukannya guru-guru bangsat !
Dan ironis,
Nasib para pendidik generasi harapan
Ada yang harus hidup mengais sampah
Ada yang harus mengayuh becak
Ada yang harus menaruh harga diri
Demi kelangsungan hidup...
Ku pikir
Lagu Oemar Bakri
Hanyalah reka-an Bang Iwan
Ternyata,
Itu benar-benar nyata...
Kita harus menunduk heningkan cipta
Atau esok kita harus kibarkan
Sang Merah Putih setengah tiang
Pertanda matinya teladan-teladan berhati suci...
Guru
Karya : Heru Jepe
Bersama dinding, ia mengeras, membekas
dalam paras, mengupas rias.
Bersama lantai, ia mencebur, terkubur
dalam umur, mengukur uzur.
Bersama dirimu, ia membeku dalam diriku.
Menyusun laju menuju Tuhanku.
dalam paras, mengupas rias.
Bersama lantai, ia mencebur, terkubur
dalam umur, mengukur uzur.
Bersama dirimu, ia membeku dalam diriku.
Menyusun laju menuju Tuhanku.
Guru, ada banyak cerita hari ini:
tentang pagi yang menjelma serupa kehangatan,
meleburkan setiap kebekuan di balik fajar.
tentang senyum bunga-bunga yang mengusik kabut
di kaki bukit,
seperti senyummu di kelas dulu,
membuatku percaya mentari akan tetap memberikan
sisi terang kehidupan.
Dan ketika hari beranjak siang,
kusaksikan burung-burung beterbangan
menyapu angkasa
seakan mengabarkan kebebasan
dan biru langit
Namun Guru,
sore tadi aku mendengar kabar hambar tentangmu:
tentang atap sekolahmu yang bocor,
tentang upahmu yang lemah,
tentang sampah sumpah serapah di koran-koran,
tentang negeri ini yang hampir tumpah,
dikubur tanah.
Guru, akan kukabarkan lagi jika ada tragedi di sini.
di sini sepi, diam, tanpa ilmu.
Salamku, muridmu.
Tentang Seorang Guru
Karya : Ika Cindriyani Yusita Seindah pengorbanannya
Guru menjadi bunga yang selalu dipuja anak didiknya
Setulus kasih sayangnya
Guru menjadi selimut yang menghangatkan siswanya
Entah seindah apa?
Pengorbananku untuk membalas pengorbanannya
Entah setulus apa?
Kasih sayangku untuk membalas kasih sayangnya
Aku hanya sanggup memberikan terima kasih
Itupun tak sempat aku sampaikan
Melalui sang malaikat maut engkau pergi
Meninggalkan ilmu yang pernah kau beri
Hanya ilmu yang tersisa darimu
Tapi ilmu itu tak akan pernah menjadi sisa sepanjang waktu
Hanya rindu yang 'kan ada untukmu
Tapi rindu yang tak akan pernah pergi bersama waktu
Terima kasih guruku
Hanya lewat bait-bait puisi ini
Aku menyampaikan rasa yang tak sempat kuberi
Dan lewat baris-baris puisi ini
Aku memberikan semua yang bisa ku beri
Sosok Pejuang Sejati
Karya : Ovi Yulianti N
Sepiku karena keheninganku dalam pikiranku yang berkabut semu
Sulit mengerti hanya ragu yang menjamu
Tanpa tahu dustaku jadi benarku
Tingkahku mengantarkanku pada arah berselimut debu
Ketika aku menungu..
Ia berpijak dengan segenggam cahaya
Menerangiku..menyilaukan pikiranku
Tanpa kaku lidahku berhenti membisu
Engkau datang menaburkan berjuta harapan
Menghujani gersangnya diri dengan ilmu sejati
Engkau datang menawarkan berjuta impian
Raya hati bagai usai tercabut duri
Sosok pejuang sejati ialah guruku..
Kesabarannya menghalau amarahnya
Kilauan mutiara merajut dalam dirinya
Bagai bintang menerangiku dalam setiap gelapku
Meski tanpa simbol nyata
Perjuanganmu tetap tiadatara
Selalu hidup dalam ingatan berjuta insan
Meski tanpa sayap..Engkau laksana malaikat
Menuntunku dalam langkah kebenaran
Kadang egoku merengkuh keyakinanku yang menentang kebenaranmu
Guruku..
Kecewakah engkau akan aku..?
Senyumnya hanya mengisyaratkan ketulusannya
dalam membina bangsa menjadi generasi sejati
Menerbangkan insan dalam indahnya masa depan
Guruku..
beribu kata terima kasih takkan sanggup untuk membayar ketulusanmu membimbingku
Tapi ilmu dan nasihatmu akan menjadi alunan nada simfoni terindah dalam perjalanan hidupku..
Sulit mengerti hanya ragu yang menjamu
Tanpa tahu dustaku jadi benarku
Tingkahku mengantarkanku pada arah berselimut debu
Ketika aku menungu..
Ia berpijak dengan segenggam cahaya
Menerangiku..menyilaukan pikiranku
Tanpa kaku lidahku berhenti membisu
Engkau datang menaburkan berjuta harapan
Menghujani gersangnya diri dengan ilmu sejati
Engkau datang menawarkan berjuta impian
Raya hati bagai usai tercabut duri
Sosok pejuang sejati ialah guruku..
Kesabarannya menghalau amarahnya
Kilauan mutiara merajut dalam dirinya
Bagai bintang menerangiku dalam setiap gelapku
Meski tanpa simbol nyata
Perjuanganmu tetap tiada
Selalu hidup dalam ingatan berjuta insan
Meski tanpa sayap..Engkau laksana malaikat
Menuntunku dalam langkah kebenaran
Kadang egoku merengkuh keyakinanku yang menentang kebenaranmu
Guruku..
Kecewakah engkau akan aku..?
Senyumnya hanya mengisyaratkan ketulusannya
dalam membina bangsa menjadi generasi sejati
Menerbangkan insan dalam indahnya masa depan
Guruku..
beribu kata terima kasih takkan sanggup untuk membayar ketulusanmu membimbingku
Tapi ilmu dan nasihatmu akan menjadi alunan nada simfoni terindah dalam perjalanan hidupku..
Teruntukmu Guru-Guruku
Karya : Ika Cindri
Kau menyelamatkanku dari kebutaan akan aksara Menuntunku mulai mengenal apa yang di sebut kata Menemaniku merangkai tiap-tiap kata menjadi berita Kau meyentuhku lewat suara dan tutur sapa yang indah Membuatku merasa nyaman tuk terus mengerti akan aksara Yang nantinya kan menjadi bekalku mengenal ilmu-ilmu di dunia Kau menghiburku saat ku mulai lelah bermain dengan aksara Mengajakku 'tuk mengenal ilmu yang lainnya Ilmu yang tak mungkin kudapatkan dari semua buku yang ada Tak hanya ilmu tentang dunia kau beri padaku Dan tak hanya tentang etika kau membentengiku Tapi kau juga ajariku tentang macam-macam hidup Yang mungkin saja suatu hari akan ku kecap Laksana kokok sang ayam di pagi buta Kau membangunkanku dari dunia yang gelap akan cahaya Sehingga kini ilmu yang telah kukantongi darimu Menjadi pelita di dunia yang gulita Terima kasih...
Hanya itu yang bisa ku beri Sama seperti kau t'lah memberiku arti Semoga do'aku kan tetap terlantun untukmu Disepanjang usiaku.
Teruntukmu Guru-Guruku
Karya : Ika Cindri
Kau menyelamatkanku dari kebutaan akkan aksara
Menuntunku mulai mengenal apa yang di sebut kata
Menemaniku merangkai tiap-tiap kata menjadi berita
Kau meyentuhku lewat suara dan tutur sapa yang indah
Membuatku merasa nyaman tuk terus mengerti akan aksara
Yang nantinya kan menjadi bekalku mengenal ilmu-ilmu di dunia
Kau menghiburku saat ku mulai lelah bermain dengan aksara
Mengajakku 'tuk mengenal ilmu yang lainnya
Ilmu yang tak mungkin kudapatkan dari semua buku yang ada
Tak hanya ilmu tentang dunia kau beri padaku
Dan tak hanya tentang etika kau membentengiku
Tapi kau juga ajariku tentang macam-macam hidup
Yang mungkin saja suatu hari akan ku kecap
Laksana kokok sang ayam di pagi buta
Kau membangunkanku dari dunia yang gelap akan cahaya
Sehingga kini ilmu yang telah kukantongi darimu
Menjadi pelita di dunia yang gulita
Terima kasih... Hanya itu yang bisa ku beri
Sama seperti kau t'lah memberiku arti
Semoga do'akukan tetap terlantun untukmu
Disepanjang usiaku
Menuntunku mulai mengenal apa yang di sebut kata
Menemaniku merangkai tiap-tiap kata menjadi berita
Kau meyentuhku lewat suara dan tutur sapa yang indah
Membuatku merasa nyaman tuk terus mengerti akan aksara
Yang nantinya kan menjadi bekalku mengenal ilmu-ilmu di dunia
Kau menghiburku saat ku mulai lelah bermain dengan aksara
Mengajakku 'tuk mengenal ilmu yang lainnya
Ilmu yang tak mungkin kudapatkan dari semua buku yang ada
Tak hanya ilmu tentang dunia kau beri padaku
Dan tak hanya tentang etika kau membentengiku
Tapi kau juga ajariku tentang macam-macam hidup
Yang mungkin saja suatu hari akan ku kecap
Laksana kokok sang ayam di pagi buta
Kau membangunkanku dari dunia yang gelap akan cahaya
Sehingga kini ilmu yang telah kukantongi darimu
Menjadi pelita di dunia yang gulita
Terima kasih... Hanya itu yang bisa ku beri
Sama seperti kau t'lah memberiku arti
Semoga do'aku
Disepanjang usiaku
Guru Tersayang
Karya : Dedi hariyanto
senja bergulir malam.
mentari berganti rembulan,
dikau berkerja selarut senja,
kau tak peduli...
betapa lelah hatimu
tapi.....
kau tetap mengabdi
guruku sayang,
guruku tercinta,
kau buat aku tau akan dunia
kau juga buat aku mengerti
ya mengerti!
mengerti semua hal
walau kini
globalisasi melanda
kau tetap perjuangkan semua,
semua hal yang berguna
sayang...,
kini nasibmu luluh lantah
tak tentu hidup diri
tak sayang jiwamalang
guruku.....
aku tetap sayang
karena.....,
kau guru tercinta
FOREVER TEACHERS
mentari berganti rembulan,
dikau berkerja selarut senja,
kau tak peduli...
betapa lelah hatimu
tapi.....
kau tetap mengabdi
guruku sayang,
guruku tercinta,
kau buat aku tau akan dunia
kau juga buat aku mengerti
ya mengerti!
mengerti semua hal
walau kini
globalisasi melanda
kau tetap perjuangkan semua,
semua hal yang berguna
sayang...,
kini nasibmu luluh lantah
tak tentu hidup diri
tak sayang jiwa
guruku.....
aku tetap sayang
karena.....,
kau guru tercinta
FOREVER TEACHERS
Air mata perjuangan
Karya : poem_ajjo21@yahoo.co.id
Air mata telah jatuh membasahi bumi Cinta yang terdalam telah kauberi Semua cinta yang kau miliki telah kau relakan hanya demi Ranting telah menjadi pohon BUnga kini pun telah bersua Tapi apa mereka telah berubah? menuju ke daratan yang mana mereka? Cintamu yang bisa menjawab CIntamu yang bisa memberi Hanya engkau yang tahu segala CInta hanyalah cinta Pedih yang harus ditahan Takkan pernah ada balasan Semua hanya angin lalu Pergi dan datang sesuka hati Lalu terbang mengikuti mentari hingga bintang pun tertawa Dan datanglah sang pelangi yang membiaskan seluruh warna Tapi takkan pernah memberi arti Dalam hiduo dan cinta ini Semua terasa amat mencekat Dan takkan pernah kau tahu Apa yang pernah dia rasakan karena dirimu yang terjatuh Tapi ia pun merasakan hal sama Mereka tetap manusia biasa.
INIKAH NASIBKU SEBAGAI SEORANG GURU HONORER
Karya : RANGGA ADHIYASA
Di antara senja di ujung sore yang lengang
Aku duduk termenung di sudut ruang
Hujan yang turun deras disertai angin kencang
Semakin membuat pikiranku tak tenang
Dalam keremangan cahaya di ruang guru yang sunyi
Aku teringat kembali akan memori yang menyakitkan hati
Tentang status resmi yang tak kunjung terealisasi
Di tambah lagi dengan gaji yang sangat tidak pasti
Waktu di segala musim dan cuaca telah berbicara
Tentang nasibku yang sangat tidak biasa
Aku yang selalu di nomor duakan oleh MEREKA
Tak sedikit pun merasakan nikmatnya dunia
Hari demi hari aku didik murid-muridku dengan ilmu
Waktu demi waktu aku beri mereka pengetahuan baru
Tapi tak sedikit pun petinggi-petinggi itu tahu
Bahwa aku pun layak menyandang status "GURU"
Dalam keterbatasan kehidupan yang aku jalani
Aku tetap tabah menapaki hari-hari
Diantara terjalnya suratan yang harus aku lalui
Aku tetap tegar meskipun batinku tersakiti
Tak bisakah mereka lihat tempat tinggalku yang layu?
Tak bisakah mereka lihat kehidupanku yang sayu?
Tak bisakah mereka lihat sehari-hariku yang sendu?
Dan tak bisakah hati mereka terketuk untuk membantu?
Inikah Nasibku Sebagai Seorang Guru Honorer?
Dimana keahlianku dibutuhkan untuk mengajar
Namun hasil yang ku dapat hanya cukup untuk tidur
Di sini aku hanya bisa diam dan tegar...
Aku duduk termenung di sudut ruang
Hujan yang turun deras disertai angin kencang
Semakin membuat pikiranku tak tenang
Dalam keremangan cahaya di ruang guru yang sunyi
Aku teringat kembali akan memori yang menyakitkan hati
Tentang status resmi yang tak kunjung terealisasi
Di tambah lagi dengan gaji yang sangat tidak pasti
Waktu di segala musim dan cuaca telah berbicara
Tentang nasibku yang sangat tidak biasa
Aku yang selalu di nomor duakan oleh MEREKA
Tak sedikit pun merasakan nikmatnya dunia
Hari demi hari aku didik murid-muridku dengan ilmu
Waktu demi waktu aku beri mereka pengetahuan baru
Tapi tak sedikit pun petinggi-petinggi itu tahu
Bahwa aku pun layak menyandang status "GURU"
Dalam keterbatasan kehidupan yang aku jalani
Aku tetap tabah menapaki hari-hari
Diantara terjalnya suratan yang harus aku lalui
Aku tetap tegar meskipun batinku tersakiti
Tak bisakah mereka lihat tempat tinggalku yang layu?
Tak bisakah mereka lihat kehidupanku yang sayu?
Tak bisakah mereka lihat sehari-hariku yang sendu?
Dan tak bisakah hati mereka terketuk untuk membantu?
Inikah Nasibku Sebagai Seorang Guru Honorer?
Dimana keahlianku dibutuhkan untuk mengajar
Namun hasil yang ku dapat hanya cukup untuk tidur
Di sini aku hanya bisa diam dan tegar...
PERSEMBAHAN DARIKU UNTUK MURIDKU
Karya : RANGGA ADHIYASA
Dalam kesunyian pagi di ujung jalan berkabut
Aku berjalan menyusuri lereng di antara bukit-bukit
Membawa setumpuk asa yang kini mulai bangkit
Dan cita-cita dengan penuh semangat
Sungai yang mengalir deras dari kaki-kaki gunung
Batu, kerikil dan jalan-jalan yang menikung
Serta tanah-tanah curam di antara dalamnya jurang
Tak kan mematikan api semangatku yang kian membendung
Tawa riang murid-murid telah menunggu di ruang waktuku
Berharap menanti kedatanganku dengan segudang ilmu
Api semangat yang selalu berkobar di mata mereka
Menggambarkan kesunguhan untuk mengejar cita-cita
Di antara kicauan burung yang bernyanyi di luar jendela
Aku mendamba asa dari setiap hati dan keinginan mereka
Impian dan cita-cita mereka harus ku bantu dan ku bina
Demi tercapainya harapan untuk masa depan mereka
Murid-muridku, gapailah segala cita-cita yang kalian inginkan
Wujudkan semua dengan tekad dan semangat yang kuat bagai intan
Agar masa depan kalian nanti bersinar bagaikan berlian
Dan suatu hari nanti akan ku kenang kesuksesan kalian
Murid-muridku, tiada yang ingin aku pinta dari kesuksesanmu
Bahkan banyak darimu yang lupa akan jasa-jasaku
Tapi aku sama sekali tak tersedu
Sebab inilah tugasku sebagai seorang guru...
Aku berjalan menyusuri lereng di antara bukit-bukit
Membawa setumpuk asa yang kini mulai bangkit
Dan cita-cita dengan penuh semangat
Sungai yang mengalir deras dari kaki-kaki gunung
Batu, kerikil dan jalan-jalan yang menikung
Serta tanah-tanah curam di antara dalamnya jurang
Tak kan mematikan api semangatku yang kian membendung
Tawa riang murid-murid telah menunggu di ruang waktuku
Berharap menanti kedatanganku dengan segudang ilmu
Api semangat yang selalu berkobar di mata mereka
Menggambarkan kesunguhan untuk mengejar cita-cita
Di antara kicauan burung yang bernyanyi di luar jendela
Aku mendamba asa dari setiap hati dan keinginan mereka
Impian dan cita-cita mereka harus ku bantu dan ku bina
Demi tercapainya harapan untuk masa depan mereka
Murid-muridku, gapailah segala cita-cita yang kalian inginkan
Wujudkan semua dengan tekad dan semangat yang kuat bagai intan
Agar masa depan kalian nanti bersinar bagaikan berlian
Dan suatu hari nanti akan ku kenang kesuksesan kalian
Murid-muridku, tiada yang ingin aku pinta dari kesuksesanmu
Bahkan banyak darimu yang lupa akan jasa-jasaku
Tapi aku sama sekali tak tersedu
Sebab inilah tugasku sebagai seorang guru...
Guruku Adalah...
Karya : Duddy Fachrudin
guruku adalah alam yang mengajariku kehidupan
guruku adalah malam penuh bintang
yang memberikan keindahan
guruku adalah kitab suci berisi aturan dan larangan
guruku adalah mereka yang membuatku tetap hidup
memegang kebenaran
guruku adalah malam penuh bintang
yang memberikan keindahan
guruku adalah kitab suci berisi aturan dan larangan
guruku adalah mereka yang membuatku tetap hidup
memegang kebenaran
Airmata Guru
Karya : Duddy Fachrudin
guruku, gurumu, guru kita
seakan tak pernah lelah
mengajari siswa-siswa
guruku, gurumu, guru kita
seakan tak pernah bosan
setiap hari, berbusa-busa
guruku, gurumu, guru kita
seakan ingin menunjukkan kepada dunia
bahwa kamu bisa!
kamu bisa wahai insan akademika!
teriak guruku, gurumu, guru kita
dan mereka tersenyum, menangis, berlinang air mata
melihat anak-anaknya menatap dunia dengan megah
seakan tak pernah lelah
mengajari siswa-siswa
guruku, gurumu, guru kita
seakan tak pernah bosan
setiap hari, berbusa-busa
guruku, gurumu, guru kita
seakan ingin menunjukkan kepada dunia
bahwa kamu bisa!
kamu bisa wahai insan akademika!
teriak guruku, gurumu, guru kita
dan mereka tersenyum, menangis, berlinang air mata
melihat anak-anaknya menatap dunia dengan megah
Senyum Tangis Seorang Guru
Karya : Arifin
Lihat disana,sang laksamana
Berjalan tegap penuh wibawa
Suara lantang,dipundak memikul bintang
Ada yang tersenyum menatap tajam kearahnya
Dengan mata berlinang,ia berkata "dia anakku"
Lalu lihat disana,seorang pemuda
Berbadan kurus,berjalan tertatih
Sebatang rokok disela bibir,dengan sebotol arak ditangan
Ada yang menangis menatap tajam kearahnya
Dengan bibir terbata,ia berkata "apa yang salah aku mendidikmu,anakku"
Berjalan tegap penuh wibawa
Suara lantang,dipundak memikul bintang
Ada yang tersenyum menatap tajam kearahnya
Dengan mata berlinang,ia berkata "dia anakku"
Lalu lihat disana,seorang pemuda
Berbadan kurus,berjalan tertatih
Sebatang rokok disela bibir,dengan sebotol arak ditangan
Ada yang menangis menatap tajam kearahnya
Dengan bibir terbata,ia berkata "apa yang salah aku mendidikmu,anakku"
sumber: #dari berbagai sumber
2 komentar:
makasih euy
:13 sedih banget kakak..
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
Posting Komentar
Komentar Anda sangat kami harapkan, sekiranya Anda sudi memberikan komentar.